Klik Banner Di bawah Ini Jika Anda ingin Mendapatakan Penhasilan Tambahn Lewat internet

Photobucket payableptr.com Photobucket

Ikuti Kata Hati.....!!

Selasa, 01 Juli 2014

BAB I
PENDAHULUAN


A.           Judul
Tari Buyung pada Upacara Seren Taun di Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.

B.           Bidang Ilmu : Murni

C.           Latar Belakang
         Seni Tari merupakan bagian dari bentuk seni dan seni merupakan bagian dari kebudayaan lainnya. Seni tari tidak dapat berdiri sendiri tanpa dukungan lainnya, karena di dalam seni tari terdapat unsur seni lainnya yang menunjang pada keberadaan seni tari. Seni tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan gerakan-gerakan tubuh manusia. Gerak merupakan bagian yang paling dominan sebagai ungkapan ekspresi jiwa seseorang dalam mengungkapkan perasaan bahagia, sedih, gembira, marah dan lain sebagainya.
         Gerak merupakan gejala yang paling primer dan merupakan media yang paling primer dan merupakan media yang paling tua dari manusia untuk menyatakan keinginannya atau merupakan bentuk refleksi spontan dari bathin manusia.
         Walaupun substansi dasar tari adalah gerak, namun gerak tersebut bukanlah gerak keseharian yang realistis melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif, gerak yang telah distilir dan gerak yang telah memiliki nilai-nilai estetika, sebagaimana dikatakan Susane K. Langger (1988) “Bentuk ekspresif adalah bentuk yang diungkapkan manusia untuk dinikmati dengan rasa”. Dalam hal ini, arti gerak tersebut adalah suatu gerakan yang indah yang mampu menggetarkan perasaan manusia, gerak indah tersebut adalah gerak yang sudah distilir yang didalamnya mengandung ritme-ritme tertentu. Ungkapan tersebut ditunjang oleh pendapat Soedarsono (1972) yang menjelaskan bahwa “Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak yang ritmis dan indah.
         Menari adalah dorongan jiwa manusia sejak anak-anak dalam mengekspresikan diri manakala mendengar atau merasakan suatu irama tertentu baik yang datang dari dalam maupun dari luar dirinya. Namun naluri ilmiah ini kurang mendapat perhatian bagi sebagian besar manusia. Kondisi berkesenian di masyarakat dewasa ini lebih mengarah pada kesenian yang datang dari barat. Hal ini mengakibatkan masyarakat banyak yang melupakan atau menjauhkan diri dari kesenian tradisional yang merupakan kekayaan daerah.
         Jika hal tersebut dibiarkan terus berlanjut, dikhawatirkan akan memudarkan jati diri bangsa, sementara di ain pihak pemerintah berusaha membangun manusia indonesia seutuhnya yang berarti suatu usaha memupuk kesadaran diri sebagai manusia serta kesadaran pribadi selaku suatu bangsa yakni bangsa Indonesia.
         Untuk mengantisipasi pengaruh-pengaruh budaya luar yang sejatinya negatif selayaknya kita senantiasa berusaha menanamkan nilai-nilai budaya sendiri kepada generasi penerus dan berusaha menggali serta melestarikan sekaligus mengembangkan.
         Seperti yang dikemukakan oleh Drs. Suwandono (1979), bahwa tari tradisi perlu mendapatkan pembinaan secara sungguh-sungguh, mantap dan terarah untuk kemudian dikembangkan materinya selaras dengan alam pikiran dan pandangan hidup masyarakat indonesia.
         Penulis sadari bahwa Indonesia sangat terbuka dengan pengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa indonesia serta dapat menggeser seni tradisional, untuk melestarikan seni ini perlu kewaspadaan dalam memilih dan menyeleksi kesenian yang sesuai dengan jati diri bangsa indonesia.
         Kuningan merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang memiliki banyak kesenian salah satunya Tari buyung. Tari ini hidup dan tumbuh di desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan yang keberadaannya bersifat lokal dan diketahui oleh sebatas daerah-daerah tertentu yang berdekatan dengan wilayah desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.
         Tari Buyung merupakan kesenian turun temurun dengan latar belakang diangkat dari kebiasaan yaitu perilaku tempo dulu wanita-wanita di desa yang sering dipergunakan oleh sebagian masyarakat wanita di desa Cigugur kalau mengambil air ke pancuran sambil membawa buyung.
         Buyung adalah sejenis alat yang terbuat dari logam maupun tanah liat untuk mengambil air di sungai, danau atau kolam.
         Gerakan tari buyung dimodifikasi dari gerakan dinamis dan tari  Sekar Putri dengan memakai buyung. Gerakan Tari buyung diantaranya tidak menghilangkan gerak ngojay, nyeuseuh, sareng keramas (renang, mencuci dan keramas).
         Kebiasaan mengambil air dengan buyung sudah lama berakar dan menyatu dengan kontek perilaku masyarakatnya yang suka tolong menolong, hidup bergotong royong tanpa memandang latar belakang status sosial maupun kepercayaan mereka, itulah ciri khas desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.
         Masyarakat desa Cigugur pada umumnya masih bermata pencaharian petani dan juga merupakan masyarakat Sunda yang religius dimana masih dipegang teguh pada tata cara para leluhurnya. Untuk mengungkapkan rasa syukur yaitu dengan mengadakan upacara yang disebut Seren Taun yang merupakan gelar budaya tradisional masyarakat agraris sunda yang masih ada dan biasa dilaksanakan di desa Cigugur. Tradisi ini dilaksanakan satu tahun satu kali sebagai manifestasi luapan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
         Dari situlah Seren taun dijadikan sebagai suatu istilah, Seren berarti menyerahkan dan Taun adalah tahun yang terdiri dari dua belas bulan. Secara definitif Upacara Seren Taun dapat diartikan “Upacara penyerahan hasil panen yang diterima tahun yang lalu serta memohon berkah dan perlindungan-Nya untuk tahun yang akan datang”, dan tidak pernah ketinggalan yaitu digelar Tari Buyung yang dibawakan mojang-mojang sebagai acara pembuka pada puncak perayaan Seren Taun. Kesenian dan budaya khas daerah Cigugur ini mempunyai tiga tarian yaitu tari buyung pada acara seren taun, tari buncis pada perayaan hari-hari besar, tari rudat dipentaskan pada hari-hari besar keagamaan.
         Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kesenian Tari Buyung dipentaskan  pada acara Seren Taun di desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan. Adapun penelitian ini berjudul :
“Tari Buyung Pada Upacara Seren Taun di Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.”

D.          Identifikasi Masalah
         Agar jangkauan penelitian ini tidak terlalu luas dan sasarannya jelas serta memudahkan dalam pembahasannya, maka identifikasi masalah dirumuskan kedalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1.      Bagaimana latar belakang Tari Buyung pada Upacara Seren Taun di Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan ?
2.      Apa fungsi Tari Buyung pada Upacara Seren Taun di Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan ?
3.      Bagaimana struktur penyajian Tari Buyung pada Upacara Seren Taun di Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan ?

E.           Tujuan dan Manfaat Penelitian
a.       Tujuan Penelitian
1.      Mengetahui bagaimana latar belakang Tari Buyung pada Upacara Seren Taun di Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan
2.      Untuk mendeskripsikan dan menganalisis fungsi Tari Buyung pada Upacara Seren Taun di Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan
3.      Mendeskripsikan struktur penyajian kesenian  Tari Buyung pada Upacara Seren Taun di Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan

b.      Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat terutama :
1.      Bagi Penulis
Sebagai pengalaman empiris dan merupakan salah satu upaya untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kesenian tradisional khususnya tari buyung di Desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan

2.      Bagi Masyarakat
Untuk ikut serta melestarikan memelihara kesenian Tari Buyung sehingga dapat menjaga dan mempertahankannya sebagai warisan dari leluhurnya.

3.      Bagi Lembaga
Pemerintah setempat dapat lebih peduli tentang keberadaan kesenian Tari Buyung sebagai aset daerah bagi pertumbuhan otonomi daerahnya.

F.            Batasan Istilah
         Agar tidak terjadi salah penafsiran dan untuk memperjelas istilah judul penelitian maka penulis membatasi mengenai pengertian istilah-istilah tersebut.
1.      Tari
:
Ekspresi jiwa manusia yang diwujudkan melalui gerak yang ritmis dan indah (Soedarsono)
2.      Buyung
:
Sejenis alat yang terbuat dari logam maupun tanah liat yang sering dipergunakan oleh sebagian masyarakat wanita desa di zaman dahulu untuk mengambil air di sungai, danau atau kolam.
3.      Seren
:
Menyerahkan
4.      Taun
:
Tahun yang terdiri dari dua belas bulan
5.      Upacara
:
Rangkaian kegiatan yang terikat kepada aturan-aturan tertentu (menurut adat dan sebagainya).

G.          Populasi
         Populasi yang diambil oleh peneliti adalah kesenian Tari Buyung di desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.
* Group Lingkung Seni Purwa Wirahma
Sedangkan sampel penelitiannya adalah tari buyung Ibu Emalia Djatikusumah dengan pertimbangan dan alasan sebagai berikut :
1.      Tari Buyung pimpinan Ibu Emilia Djatikusumah merupakan kesenian turun-temurun
2.      Kesenian Tari Buyung merupakan kesenian yang masih memegang ketradisionalannya.

H.          Asumsi
         Sehubungan dengan masalah yang diteliti, maka penulis mempunyai asumsi sebagai berikut :
Bahwa kesenian Tari Buyung terkait dengan keyakinan bahwa Tuhan sebagai kausaprima dari segala asal usul sumber hidup dan kehidupan, alam penuh dengan energi, alam bereaksi dengan tingkah laku manusia, dan ikut mengubah karakter manusia.

I.             Metode Penelitian
         Berdasarkan permasalahan diatas, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu menjelaskan dan mengamalkan kesenian tari buyung yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti, sedangkan teknik pengumpulan data yang penulis lakukan melalui observasi, wawancara, studi pustaka dan studi dokumentasi.

a.       Observasi
Observasi dalam penelitian ini merupakan bagian terpenting untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, dan bertujuan untuk mengadakan pengamatan secara objektif tentang beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang, fungsi, struktur penyajian kesenian tari buyung pimpinan ibu Emilia Djatikusumah yang berdomisili di desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.

b.      Wawancara
Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara kepada dua narasumber diantaranya Bapak Djatikusumah ahli waris bidang seni budaya, sastra sunda, dan Ibu Emilia Djatikusumah sebagai istrinya juga sebagai seorang koreografer, dengan harapan memperoleh data-data dan fakta yang berhubungan dengan penelitian.

J.            Tinjauan Pustaka
         Walaupun substansi dasar tari adalag gerak, namun gerak tersebut bukanlah gerak keseharian melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif, gerak yang telah distilir dan gerak yang telah memiliki nilai-nilai estetis.
         Sebagaimana dikatakan Susane K. Langger (1988)
“Bentuk ekspresif adalah bentuk yang diungkapkan manusia untuk dinikmati dengan rasa.”
         Dalam hal ini, arti gerak tersebut adalah suatu gerakan yang indah yang mampu menggetarkan perasaan manusia, gerak indah tersebut adalah gerak yang sudah distilir yang didalamnya mengandung ritme-ritme tertentu. Ungkapan tersebut ditunjang oleh pendapat Soedarsono (1972) yang menjelaskan bahwa :
“Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan dengan gerak yang ritmis dan indah.”
         Untuk mengantisipasi pengaruh-pengaruh budaya luar yang sejatinya negatif selayaknya kita senantiasa berusaha menanamkan nilai-nilai budaya sendiri kepada generasi penerus dan berusaha menggali serta melestarikan sekaligus mengembangkannya.
         Seperti yang dikemukakan oleh Drs. Suswandono (1979)
“Bahwa tari tradisi perlu mendapatkan pembinaan secara sungguh-sungguh, mantap dan terarah untuk kemudian dikembangkan mutunya selaras dengan alam pikiran dan pandangan hidup masyarakat bangsa Indonesia.
         Tari Buyung merupakan tari yang digelar pada puncak perayaan Seren Taun sebagai acara pembuka yang masih eksis hingga sekarang. Kesenian ini berfungsi sebagai sarana tari upacara, hiburan, pertunjukan dan sebagai keturunan yang dilakukan untuk menyampaikan rasa syukurnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.


K.          Lokasi dan Sampel Penelitian
a.       Lokasi
Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengambil lokasi di Kabupaten Kuningan dengan fokus penelitian di desa Cigugur kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan dengan pertimbangan bahwa kesenian tersebut bersifat lokal dan diketahui sebatas oleh daerah-daerah tertentu.

b.      Sampel
Sampel yang digunakan adalah group / lingkung Seni Purwa Wirahma pimpinan Ibu Emilia Djatikusumah yang berada di desa Cigugur Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan.

L.           Sistematika Penulisan
JUDUL SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI

BAB I        PENDAHULUAN
A.     Judul
B.     Bidang ilmu
C.     Latar Belakang Masalah
D.     Identifikasi Masalah
E.      Tujuan dan Manfaat Penelitian
F.      Batasan Istilah
G.     Populasi dan Sampel
H.     Asumsi
I.        Metode Penelitian
J.       Tinjauan Pustaka
K.    Lokasi dan Sampel Penelitian
L.      Sistematika Penulisan



















DAFTAR PUSTAKA

1.      Sugiyono, Pr. Dr. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta.
2.      Soeteja, Zakaria S. (2003). Ritme Jurnal Seni dan Pengajarannya Volume 2 No. 1.
3.      Santoso Ananda & Al Hanif A.R. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya. Alumni.
4.      Dwi Wedhaswary Inggried. (2008). Laporan Wartawan Kompas.com. Sultan Hadiri Upacara Seren Taun di Cigugur. Internet.
5.      Arsip Daerah. (1999). Seren Taun Syukuran Masyarakat Agraris Sunda.



read more...