A. Pengertian Filsafat
Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani dari kata “Philo” berarti cinta dan “shopia” yang berarti kebenaran, sementara itu menurut I.R.Pudjawijatna (1963 : 1) “Filo artinya cinta dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin dan karena ingin lalu berusaha mencapai yang di inginkannya itu. Sofia artinya kebijaksanaan, bijaksana artinya pandai, mengerti dengan mendalam. Jadi menurut namanya saja Filsafat boleh di maknakan ingin mengerti dengan mendalam atau cinta dengan kebijaksanaan.
Dengan demikian berfilsafat berarti selalu berusaha untuk berfikir guna mencapai kebaikan dan kebenaran. Berfikir dalam filsafat bukan sembarang berfikir namun berfikir secara radikal sampai ke akar-akarnya.
Untuk memahami makna filsafat akan dikemukakan definisi filsafat. Immanuel kant (1724-1804) mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pahala dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya yaitu :
- Metafisika (apa yang dapat kita ketahui)
- Etika ( apa yang boleh kita kerjakan )
- Agama (sampai dimanakah pengharapan kita )
- Antropologi (apakah yang di namakan manusia)
B. Ciri-ciri Filsafat
Menurut Sudarto (1996) menyatakan cirri-ciri berfikir filsafat adalah :
a. Metodis : menggunakan metode, cara yang lazim di gunakan oleh filsafat (ahli filsafat) dalam proses berfikir.
b. Sistematis : berfikir dalam suatu keterkaitan antara unsur. Unsur dalama suatu keseluruhan sehingga tersusun suatu pola pemikiran filosofis.
c. Koheren : di antara unsur-unsur yang di pikirkan tidak terjadi sesuatu yang bertentangan dan tersusun secara logis.
d. Regional : mendasarkan pada kondisi berfikir yang benar dan logis (sesuai dengan kaidah logika).
e. Komperhensif : berfikir tentang sesuatu dari berbagai sudut (multi dimensi).
f. Radikal : berfikir secara mendalam sampai ke akar-akarnya.
g. Universal : muatan kebenarannya bersifat universal mengarah pada realita kehidupan manusia secara keseluruhan.
Dengan demikian berfilsafat bukan berarti sembarang berfikir tapi berfikir dengan mengacu pada kaidah-kaidah tertentu secara disiplin dan mendalam.
C. Objek Filsafat
Menurut E.C. Ewing dalam bukunya Fundamental Quertions of filosofhy (1962) mengatakan bahwa pokok filsafat adalah : Truth (kebenaran), matter (materi), mind (pikiran), the Relations of Matterand mind (hubungan antara materi dan pikiran), space and time (ruang dan waktu), cause (sebab-sebab), freedom (kebebasan), monism versus pluralism (serba tunggal lawan serba jamak) dan god (tuhan).
Maka di ambil kesimpulan bahwa objek filsafat adalah segala sesuatu yang mewujud dalam sudut pandang dan kajian yang mendalam (radikal), yaitu objek material dan objek formal.
D. Sistematika Filsafat
Kajian / sistematika filsagat antara lain adalah :
1. Ontologi : bidang filsafat yang memiliki hakikat wujud / ada (on = being / ada; logos = pemikiran / ilmu / teori.
2. Epistemologi. Filsafat yang menyelidiki tentang sumber syarat serta proses terjadinya pengetahuan (episteme = pengetahuan / knowledge; logos = ilmu / teori / pemikiran).
3. Axiologi. Bidang filsafat yang menelaah tentang hakikat nilai-nilai (axior = Value; logos / teori / ilmu / pemikiran.
E. Cabang-cabang Filsafat
Menurut Aristoteles (382-322 SM), filsafat dibagi ke dalam 4 cabang, yaitu :
a. Logika merupakan ilmu pendahuluan bagi Filsafat.
b. Filsafat teoritis yang mencakup 3 bidang :
1. Fisika
2. Matematika
3. Metafisika
c. Filsafat praktis mencakup 3 bidang yaitu :
1. Etika
2. Ekonomi
3. Politik
d. Poetika (Kesenian)
Pencabangan filsafat sebagaimana tersebut di atas amat penting dipahami guna melihat perkembangan keleluasan dari substansi yang dikaji dan ditelaah dalam filsafat, dan secara teoritis hal itu masih mungkin berkembang sejalan dengan pengkajian terhadap objek materi filsafat.
F. Sudut Pandang Terhadap Filsafat
Terdapat tiga sudut pandang dalam melihat filsafat, sudut pandang ini menggambarkan variasi pemahaman dalam menggunakan kata Filsafat, sehingga dalam penggunaanya mempunyai konotasi yang berbeda. Adapun sudut pandang tersebut adalah:
1. Filsafat sebagai metode berfikir (Philosophy as a method of thought)
2. Filsafat sebagai pandangan hidup (Philosophy as a way of life)
3. Filsafat sebagai ilmu (Philosophy as a science)
Filsafat sebagai metode berfikir berarti filsafat dipandang sebagai suatu cara manusia dalam memikirkan tentang segala sesuatu secara radikal dan menyeluruh. Filsafat sebagai pandangan hidup mengacu pada suatu keyakinan yang menjadi dasar dalam kehidupan baik intelektual, emosional, maupun praktikal, sedangkan filsafat sebagai ilmu artinya melihat filsafat sebagai suatu disiplin ilmu yang mempunyai karakteristik yang khas sesuai dengan sifat suatu ilmu.
G. Pendekatan dalam Mempelajari Filsafat
Menurut Danny Gahral Adian (2002), terdapat 4 pendekatan dalam melihat / memahami filsafat yaitu :
A. Pendekatan Definisi
B. Pendekatan Sistematika
C. Pendekatan Tokoh
D. Pendekatan Sejarah
Dari pendekatan-pendekatan di atas, nampak sekali bahwa untuk memahami filsafat seseorang dapat memasukinya melalui empat pintu, namun demikian bagi pemula, pintu-pintu tersebut harus dilalui secara terurut mengingat pintu pendekatan. Tokoh dan pendekatan Historis perlu didasari dengan pemahaman awal tentang filsafat yang dapat diperoleh melalui pintu pendekatan definisi dan pendekatan sistematika.
H. Manfaat Mempelajari Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu berusaha mengkaji hal tersebut guna menjelaskan hakekat ilmu yang mempunyai banyak keterbatasan, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang pada mengenai berbagai fenomena alam yang telah menjadi objek ilmu itu sendiri, dan yang cenderung terfragmentasi. Untuk itu filsafat ilmu bermanfaat untuk :
Melatih berfikir radikal tentang hakekat ilmu.
Melatih berfikir reflektif di dalam lingkup ilmu
Menghindarkan diri dari memutlakan kebenaran ilmiah, dan menganggap bahwa ilmu sebagai satu-satunya cara memperoleh kebenaran.
Menghindarkan diri dari egoisme ilmiah, yakni tidak menghargai sudut pandang lain di luar bidang ilmunya.







0 komentar: on "Pengertian Fisafat Dalam Pendidikan"
Posting Komentar